Bermimpi,
Kenapa Tidak?
Judul: Berani
Bermimpi
Penulis: Joni
L. Efendi
Penerbit:
FlashBook
Cetakan:
Agustus 2010
Tebal: x +234
“Bermimpilah setinggi langit, jika engkau
jatuh maka kau akan jatuh diantara bintang-bintang” Ungkap tersebut
mencerminkan betapa berharganya arti sebuah mimpi. Mimpi sebagai pondasi kerja
keras kita dalam seabrek jenis usaha, semangat pantang menyerah, manajemen
waktu, serta ketangguhan perjuangan yang membuat kita terus melangkah merancang
masa depan.
Tetapi beebagai
fenomena yang terjadi. banyak orang yang tidak berani bermimpi, kenapa? Takut
salah?, kesalahan itu wajar, itu adalah bagian dari proses pembelajaran untuk
menjadi lebih baik. Tanpa berbuat salah sedkitpun, orang lain justru curiga
terhadap kita. Aneh sekali, mendapati seseorang dalam pekerjaannya yang nyaris
sempurna seratus persen.
Benarkah orang
besar itu anti kesalahan? Sebaliknya, orang kecil selalu saja melakukan
kesalahan?. Sesungguhnya, orang lain juga pernah melakukan kesalahan. Seperti
Thomas Alva Edison dengan 1000 kali kesalahan demi satu penemuannya. Dan yang
terhebat adalah berapa kali kita bangkit dari kesalahan bukan berapa banyak kesalahan
yang kita lakukan.
Selanjutnya,
betapa banyak orang ingin menjadi orang lain, kenapa?! Mereka beranggapan bahwa
sosok yang lain adalah gambaran tokoh yang sukses. Padahal setiap orang
memiliki kehidupan dan kesuksesan masing-masing. Nah, Mengapa Kita selalu
mengambil garis besar bahwa seseorang dikatakan sukses bila bisa seperti si A
atau B?, Kenapa tidak berani menampilkan profil diri sendiri sebagai tokoh
sukses, padahal akulah aku?!.
Stop!! Pikiran
kita tidak mampu menjadi diri sendiri. Itu merupakan sebuah tindakan yang
melawan hukum alam, serta mengganggu eksistensi diri kita. Sehingga kekuatan
diri kita akan lenyap terabsobsi oleh prasangka sendiri. Bagaikan memahat
dinding batu, apa yang kita pahat, itulah diri kita yang semestinya.
Untuk itu
syukurilah kelebihan yang kita miliki. Simpan kelemahan kita sebagai kekuatan.
Tersenyumlah saat meihat diri sendiri dari balik kaca. Semuanya akan menjadi
baik jika kita mau melihat kemungkinan dari sisi yang menyenangkan. Lalu lihat
sebagai lelucon dan tertawalah, dan lihatlah kembali dimana kaki kita pernah
jatuh.
Jangan takut
dengan kondisi di masa depan yang belum diketahui kepastiannya. Haruskah kita
menyerah sebelum genderang peperangan ditabuh? Benarkah begitu sikap kesatria
bila kita mengundurkan diri dari pertarungan yang belum mencapa ujungnya?
Dimanakah letak harga diri kita saat bertaruh dengan kegagalan.
Raihlah sesuatu
yang ingin kita raih. Sesungguhnya membiarkan semuanya berlalu begitu saja
termasuk sikap si pecundang bodoh. Berhentilah menjadi pengecut. Sebab tidak
ada satupun toko yang menjual onderdil ketakutan.
Maka Apakah
kunci sebuah kesuksesan? Teramat sulitkah menjadi lebih baik? Haruskah
mengorbankan sesuatu yang paling berharga agar kebaikan berkenan singgah?
Lantas, apa yang harus kita lakukan supaya keberadaan kita lebih bermakna bagi
diri sendiri dan orang lain. Bijakkah kita bila hanya mengeluhkan kekurangan
yang ada?. Buang stigma negative pikiran kita. Mulailah berpikir positif.
Langkah awal
yang paling mendasar demi meraih kesuksesan adalah berani bermimpi. Kita harus
berani mengambil keputusan penting dalam hidup, seperti berani berkata pada
tuhan “Inilah aku”. Ciptakanlah mimpimu, ciptakanlah pintu gerbang
kesuksesanmu!.
Untuk itu, buku
ini hadir dengan segudang kekuatan mimpi yang akan membawa diri
anda berlabuh pada bahtera kesuksesan. Serta “memprofokasi’’ anda agar berani
bermimpi, mengambil resiko, teguh pendirian, berusaha sungguh-sungguh, pantang
menyerah, berani membuka diri serta berbuat yang terbaik untuk hidup anda. Bukankah
karakter seperti itu yang menjadikan diri anda berbeda dengan yang lain?!
Maka jangan
takut untuk bermimpi! Ciptakan mimpimu dan sambut kesuksesanmu!.