Selasa, 16 April 2013

Tokoh


“Sang Pencari Kebenaran”
 Salman Al-Farisi


            Di zaman Rasulullah, hidup seorang pria bernama Salman Al-Farisi. pria keturunan Ashbahan yang di kenal sebagai penganut Agama Majusi sekaligus berperan sebagai “Juru Kunci Api” yang di agungkan dalam agamanya. Pertemuannya dengan seorang Nasrani asal Syam menjadi akhir kisah hidupnya sebagai “Juru Kunci Api”. Ketertarikannya dengan problematika dan peribadatan orang nasrani, mendorong Salman Al-Farisi melepaskan gelarnya sebagai “Juru Kunci Api” dan berhijjrah ke Syam untuk mendalami agama nasrani. Ketika di Syam, Salman Al-Farisi tinggal bersama seorang pendeta pemilik sebuah gereja yang menjadi tempat Salman mengabdi, beribadah, dan belajar.
            Selama tinggal bersama sang pendeta, Salman menilai pendeta tersebut memiliki citra yang buruk dalam mengimplementasikan ajaran agama nasrani sebelum akhirnya pendeta itu meninggal dunia. Sepeninggal pendeta tersebut, Salman memutuskan untuk mendatangi pendeta yang lain, pendeta yang memiliki kualifikasi lebih baik dalam penerapan agama nasrani dari pada pendeta sebelumnya.  Akan tetapi, pada akhirnya pendeta yang di temui dan di jadikannya sebagai guru meninggal dunia dan peristiwa tersebut berulang hingga empat kali. sehingga sampailah Salman pada pendeta yang terakhir, sebelum meninggal dunia sang pendeta menjelaskan pada Salman bahwa zaman sudah berubah. Pendeta itu pun berkata, “Di zaman ini telah ada seorang nabi, yang tanda-tanda kenabiannya dapat di buktikan dengan adanya tanda kenabian diantara kedua punggungnya dan nabi tersebut tidak memakan harta hasil sedekah, tetapi nabi tersebut menerima hadiah. Jika kamu ingin bertemu dengannya, pergilah ke daerah yang di tumbuhi  pohon kurma karena nabi tersebut berhijjrah ke daerah itu”.
           Akhirnya, Salman mengikuti petuah pendeta untuk bertemu dengan seorang nabi  yang tak lain adalah Nabi Muhammad SAW. Untuk sampai ke daerah  yang di tuju yaitu “Kota Madinah Al-Munawaroh”, Salman ikut dalam perjalanan sebuah rombongan dan mengalami perjalanan yang panjang nan berliku. Ketika sampai di lembah Qura, Salman di zdholimi dengan di jual kepada laki-laki yahudi untuk di jadikan budak. Salman bekerja sebagai budak di perkebunan kurma dan selama bertahun-tahun dia bekerja kepada laki-laki yahudi  yang membawa Salman sampai ke “Kota Madinah Al- Munawaroh”.
Kemudian dengan izin Allah SWT, Nabi Muhammad SAW berhijjrah ke Kota Madinah dan berhenti pertama kali di Kota Kuba. Kabar kedatangan Nabi Muhammad di Madinah menyebar luas hingga sampai ke telinga Salaman Al-Farisi yang sedang memanjat di puncak pohon kurma dan di bawahnya ada laki-laki yahudi yang merupakan majikan Salman Al-Farisi. Salman sangat bahagia mendengar berita tentang kedatangan nabi hingga tergopoh-gopoh turun dari pohon kurma dan bertanya kepada majikan dan orang yahudi yang sedang membicarakan kedatangan Nabi Muhammad yang membuat Salman mendapat teguran dari majikannya.
           Ternyata, agar bisa bebas dari “Perbudakan” Salman mengumpulkan uang dari hasil bekerja di perkebunan selama bertahun-tahun. Kemudian dengan uang tersebut Salman bisa lepas dari perbudakan dan segera menemui Nabi Muhammad SAW. Saat menemui Nabi, Salman memberikan makanan kepada Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan bahwa makanan tersebut adalah sedekahnya kepada nabi karena sebelumnya dia telah berjanji kepada dirinya sendiri untuk meyedekahkan makanan kepada nabi. Salman melakukan hal tersebut untuk memastikan bahwa Nabi Muhammad merupakan nabi yang dia tunggu selama ini. Nabi Muhammad menerima makanan dari Salman, akan tetapi nabi tidak memakannya sedikit pun makanan tersebut nabi berikan kepada para sahabatnya. Melihat hal itu Salman yakin bahwa nabi yang telah di jelaskan oleh pendeta adalah Nabi Muhammad SAW.
            Keesokan harinya, untuk lebih meyakinkan dirinya Salman kembali menemui Nabi Muhammad dan memberikan makanan untuk kedua kalinya kepada Nabi Muhammad. Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, kali ini Salman memberikan makanan dengan mengatakan bahwa makanan tersebut adalah hadiah yang dia berikan kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi pun menerima makanan tersebut, kemudian memakannya bersama para sahabat yang lain. Keyakinan di dada Salman pun semakin bertambah, apa yang dia lihat sama seperti ciri-ciri kenabian yang di sebutkan oleh sang pendeta.
            Tetapi, Salman masih ingin memastikan satu ciri lagi yaitu tanda kenabian yang berada diantara dua punggung seorang nabi. Salman  pun memutuskan untuk bertemu dengan Nabi Muhammad. Dia ingin melihat tanda kenabian yang ada di punggung Nabi Muhammad. Nabi mengetahui hal itu dan memberikan kesempatan kepada Salman untuk melihat tanda kenabian diantara kedua punggung Nabi Muhammad. Akhirnya, Salman Al-Farisi dapat melihat tanda kenabian di antara kedua punggung Nabi Muhammad dan seketika itu Salman Al-Farisi memeluk serta mencium tubuh Nabi Muhammad dan pada saat itu juga Salman Al-Farisi memutuskan untuk masuk islam dengan mengikrarkan dua kalimat syahadat.

           


1 komentar:

  1. subhannallah,, sungguh Cerita yang meluluhkan hati.. tambah lagi ya,, hehe..

    BalasHapus