Di zaman Rasulullah, hidup seorang pria bernama
Salman Al-Farisi. pria keturunan Ashbahan yang di kenal sebagai penganut Agama
Majusi sekaligus berperan sebagai “Juru Kunci Api” yang di agungkan dalam
agamanya. Pertemuannya dengan seorang Nasrani asal Syam menjadi akhir kisah
hidupnya sebagai “Juru Kunci Api”. Ketertarikannya dengan problematika dan
peribadatan orang nasrani, mendorong Salman Al-Farisi melepaskan gelarnya sebagai “Juru Kunci Api”
dan berhijjrah ke Syam untuk mendalami agama nasrani. Ketika di Syam, Salman
Al-Farisi tinggal bersama seorang pendeta pemilik sebuah gereja yang menjadi
tempat Salman mengabdi, beribadah, dan belajar.
Selama tinggal bersama sang pendeta, Salman menilai
pendeta tersebut memiliki citra yang buruk dalam mengimplementasikan ajaran
agama nasrani sebelum akhirnya pendeta itu meninggal dunia. Sepeninggal pendeta
tersebut, Salman memutuskan untuk mendatangi pendeta yang lain, pendeta yang
memiliki kualifikasi lebih baik dalam penerapan agama nasrani dari pada pendeta
sebelumnya. Akan tetapi, pada akhirnya
pendeta yang di temui dan di jadikannya sebagai guru meninggal dunia dan peristiwa
tersebut berulang hingga empat kali. sehingga sampailah Salman pada pendeta
yang terakhir, sebelum meninggal dunia sang pendeta menjelaskan pada Salman bahwa
zaman sudah berubah. Pendeta itu pun berkata, “Di zaman ini telah ada seorang
nabi, yang tanda-tanda kenabiannya dapat di buktikan dengan adanya tanda
kenabian diantara kedua punggungnya dan nabi tersebut tidak memakan harta hasil
sedekah, tetapi nabi tersebut menerima hadiah. Jika kamu ingin bertemu
dengannya, pergilah ke daerah yang di tumbuhi pohon kurma karena nabi tersebut berhijjrah ke
daerah itu”.
Akhirnya, Salman mengikuti petuah pendeta untuk
bertemu dengan seorang nabi yang tak
lain adalah Nabi Muhammad SAW. Untuk sampai ke daerah yang di tuju yaitu “Kota Madinah Al-Munawaroh”,
Salman ikut dalam perjalanan sebuah rombongan dan mengalami perjalanan yang
panjang nan berliku. Ketika sampai di lembah Qura, Salman di zdholimi dengan di
jual kepada laki-laki yahudi untuk di jadikan budak. Salman bekerja sebagai
budak di perkebunan kurma dan selama bertahun-tahun dia bekerja kepada
laki-laki yahudi yang membawa Salman
sampai ke “Kota Madinah Al- Munawaroh”.
Kemudian dengan izin Allah SWT, Nabi Muhammad SAW
berhijjrah ke Kota Madinah dan berhenti pertama kali di Kota Kuba. Kabar
kedatangan Nabi Muhammad di Madinah menyebar luas hingga sampai ke telinga
Salaman Al-Farisi yang sedang memanjat di puncak pohon kurma dan di bawahnya
ada laki-laki yahudi yang merupakan majikan Salman Al-Farisi. Salman sangat
bahagia mendengar berita tentang kedatangan nabi hingga tergopoh-gopoh turun
dari pohon kurma dan bertanya kepada majikan dan orang yahudi yang sedang
membicarakan kedatangan Nabi Muhammad yang membuat Salman mendapat teguran dari
majikannya.
Ternyata, agar bisa bebas dari “Perbudakan” Salman
mengumpulkan uang dari hasil bekerja di perkebunan selama bertahun-tahun.
Kemudian dengan uang tersebut Salman bisa lepas dari perbudakan dan segera
menemui Nabi Muhammad SAW. Saat menemui Nabi, Salman memberikan makanan kepada
Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan bahwa makanan tersebut adalah sedekahnya
kepada nabi karena sebelumnya dia telah berjanji kepada dirinya sendiri untuk
meyedekahkan makanan kepada nabi. Salman melakukan hal tersebut untuk
memastikan bahwa Nabi Muhammad merupakan nabi yang dia tunggu selama ini. Nabi
Muhammad menerima makanan dari Salman, akan tetapi nabi tidak memakannya
sedikit pun makanan tersebut nabi berikan kepada para sahabatnya. Melihat hal
itu Salman yakin bahwa nabi yang telah di jelaskan oleh pendeta adalah Nabi
Muhammad SAW.
Keesokan harinya, untuk
lebih meyakinkan dirinya Salman kembali menemui Nabi Muhammad dan memberikan
makanan untuk kedua kalinya kepada Nabi Muhammad. Berbeda dengan pertemuan
sebelumnya, kali ini Salman memberikan makanan dengan mengatakan bahwa makanan
tersebut adalah hadiah yang dia berikan kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi pun
menerima makanan tersebut, kemudian memakannya bersama para sahabat yang lain.
Keyakinan di dada Salman pun semakin bertambah, apa yang dia lihat sama seperti
ciri-ciri kenabian yang di sebutkan oleh sang pendeta.
Tetapi, Salman masih
ingin memastikan satu ciri lagi yaitu tanda kenabian yang berada diantara dua
punggung seorang nabi. Salman pun memutuskan
untuk bertemu dengan Nabi Muhammad. Dia ingin melihat tanda kenabian yang ada di
punggung Nabi Muhammad. Nabi mengetahui hal itu dan memberikan kesempatan
kepada Salman untuk melihat tanda kenabian diantara kedua punggung Nabi
Muhammad. Akhirnya, Salman Al-Farisi dapat melihat tanda kenabian di antara
kedua punggung Nabi Muhammad dan seketika itu Salman Al-Farisi memeluk serta
mencium tubuh Nabi Muhammad dan pada saat itu juga Salman Al-Farisi memutuskan
untuk masuk islam dengan mengikrarkan dua kalimat syahadat.
subhannallah,, sungguh Cerita yang meluluhkan hati.. tambah lagi ya,, hehe..
BalasHapus