Sabtu, 16 Februari 2013

Artikel Opini


Profesionalisme Seorang Guru

Ungkapan “Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini sudah biasa kita dengar sejak dulu. Guru selama ini adalah figur yang dianggap sebagai pencetak orang-orang hebat. Seorang Profesor, musisi hebat dan Presiden dianggap lahir karena jasa Guru. Sebab Guru adalah seseorang yang mendidik orang-orang hebat tersebut menjadi sukses.
Dulu apresiasi Pemerintah terhadap peran Guru sangat rendah. Profil guru lebih dikenal sebagai sosok yang serba sederhana. Pakaian sederhana, rumah sederhana, makan sederhana, semuanya serba sederhana. Hal ini berhubungan dengan masalah gaji, gaji seorang Guru lebih rendah  jika dibandingkan dengan profesi-profesi lain misalnya Dokter.
Tetapi pada zaman sekarang, kesejahteraan Guru sudah mulai diperhatikan. Hal ini ditandai dengan adanya pengakuan profesi Guru. gaji Guru bahkan dinaikkan sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraannya. Jika pada zaman dahulu Guru dengan gaji rendah, Beliau ikhlas mengajar meskipun Gaji yang diterima belum cukup dalam memenuhi kebutuhannya, maka bagaimana dengan profil Guru zaman sekarang yang memiliki gaji tinggi? Apakah beliau masih disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa?”.
Peningkatan kesejahteraan Guru oleh Pemerintah sebenarnya dilakukan dengan harapan agar profesionalitas Guru meningkat. Hal tersebut berdasarkan pendapat bahwa jika Guru sejahtera, maka profesionalitasnya akan meningkat. Kinerjanya akan lebih baik dan pengembangan terhadap pendidikan juga lebih baik untuk mencapai kesempurnaan pendidikan. Jika pengembangan pendidikan tersebut tidak didukung dengan kompetensi Guru yang memadai, maka pendidikan akan tertinggal kurang menciptakan generasi yang berkualitas.
Guru sebagai pahlawan tanpa tanda Jasa masih berlaku jika seorang Guru profesional dalam bidangnya, beliau tidak hanya mengajar didepan kelas, melakukan Evaluasi terhadap Siswa tetapi juga benar-benar mendidik dan bertanggung jawab atas kualitas Siswa. Guru yang Profesional adalah Guru yang memiliki sikap terbuka dan peka terhadap perubahan yaitu menerima aspirasi atau kritikan yang muncul dari Siswa atau yang lain. Dengan sikap ini akan menjadikan Guru untuk terus-menerus memperbaiki kinerja guna menciptakan suasana sekolah yang lebih bermutu, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan berbagai pihak.
Guru sebagai pembaharu dapat berperan serta dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Invention (penemuan), meliputi penemuan hal-hal baru dalam aspek tertentu dalam pendidikan. Tahap ini diawali dengan pengenalan masalah, penelitian, dan perumusahan masalah secara lebih spesifik dan tajam. Misalnya mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran membaca Al Qur'an dengan waktu yang relatif singkat.
  2. Development (pengembangan), meliputi saran alternatif pemecahan masalah, percobaan dan penelitian, percobaan kembali, penilaian dan seterusnya. Misalnya setelah dicoba dan diteliti berkali-kali ternyata metode Iqro yang lebih efektif digunakan untuk melatih membaca Al-Qur'an dengan waktu yang singkat.
  3. Diffusion (penyebaran), mencakup penyebaran ide-ide baru kepada sasaran penerimanya. Misalnya setelah terbukti efektif, metode Iqro disebarkan kepada masyarakat.
Kesejahteraan Guru sudah ditingkatkan maka Guru juga harus meningkatkan profesionalitasnya untuk membangun masa depan bangsa dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar