Profesionalisme
Seorang Guru
Ungkapan
“Guru sebagai pahlawan tanpa tanda
jasa” ini sudah biasa kita dengar sejak dulu. Guru selama ini adalah
figur yang dianggap sebagai pencetak orang-orang hebat. Seorang Profesor,
musisi hebat dan Presiden dianggap lahir karena jasa Guru. Sebab Guru adalah
seseorang yang mendidik orang-orang hebat tersebut menjadi sukses.
Dulu apresiasi Pemerintah terhadap peran Guru sangat rendah.
Profil guru lebih dikenal sebagai sosok yang serba sederhana. Pakaian
sederhana, rumah sederhana, makan sederhana, semuanya serba sederhana. Hal ini
berhubungan dengan masalah gaji, gaji seorang Guru lebih rendah jika dibandingkan dengan profesi-profesi lain
misalnya Dokter.
Tetapi pada zaman sekarang, kesejahteraan Guru sudah
mulai diperhatikan. Hal ini ditandai dengan adanya pengakuan profesi Guru. gaji
Guru bahkan dinaikkan sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraannya.
Jika pada zaman dahulu Guru dengan gaji rendah, Beliau ikhlas mengajar meskipun
Gaji yang diterima belum cukup dalam memenuhi kebutuhannya, maka bagaimana
dengan profil Guru zaman sekarang yang memiliki gaji tinggi? Apakah beliau
masih disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa?”.
Peningkatan kesejahteraan Guru oleh Pemerintah sebenarnya
dilakukan dengan harapan agar profesionalitas Guru meningkat. Hal tersebut
berdasarkan pendapat bahwa jika Guru sejahtera, maka profesionalitasnya akan
meningkat. Kinerjanya akan lebih baik dan pengembangan terhadap pendidikan juga
lebih baik untuk mencapai kesempurnaan pendidikan. Jika pengembangan pendidikan
tersebut tidak didukung dengan kompetensi Guru yang memadai, maka pendidikan
akan tertinggal kurang menciptakan generasi yang berkualitas.
Guru sebagai
pahlawan tanpa tanda Jasa masih berlaku jika seorang Guru profesional dalam
bidangnya, beliau tidak hanya mengajar didepan kelas, melakukan Evaluasi
terhadap Siswa tetapi juga benar-benar mendidik dan bertanggung jawab atas
kualitas Siswa. Guru yang Profesional adalah Guru yang memiliki sikap terbuka
dan peka terhadap perubahan yaitu menerima aspirasi atau kritikan yang muncul
dari Siswa atau yang lain. Dengan sikap ini akan menjadikan Guru untuk
terus-menerus memperbaiki kinerja guna menciptakan suasana sekolah yang lebih
bermutu, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan berbagai pihak.
Guru sebagai pembaharu dapat
berperan serta dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Invention (penemuan), meliputi penemuan hal-hal baru dalam aspek tertentu dalam pendidikan. Tahap ini diawali dengan pengenalan masalah, penelitian, dan perumusahan masalah secara lebih spesifik dan tajam. Misalnya mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran membaca Al Qur'an dengan waktu yang relatif singkat.
- Development (pengembangan), meliputi saran alternatif pemecahan masalah, percobaan dan penelitian, percobaan kembali, penilaian dan seterusnya. Misalnya setelah dicoba dan diteliti berkali-kali ternyata metode Iqro yang lebih efektif digunakan untuk melatih membaca Al-Qur'an dengan waktu yang singkat.
- Diffusion (penyebaran), mencakup penyebaran ide-ide baru kepada sasaran penerimanya. Misalnya setelah terbukti efektif, metode Iqro disebarkan kepada masyarakat.
Kesejahteraan Guru sudah ditingkatkan maka Guru juga
harus meningkatkan profesionalitasnya untuk membangun masa depan bangsa dan meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar