Sabtu, 16 Februari 2013

Artikel Opini

PROBLEMATIKA MAHASISWA BARU

Pada umumnya setelah SMA atau MA maka Siswa akan melanjutkan belajarnya pada perguruan tinggi, Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan yang paling tinggi, yakni pendidikan terahir yang dapat menghantarkan siswa meraih cita-citanya, dalam perguruan tinggi terdapat istilah Mahasiswa yaitu sebutan bagi Pelajar yang sedang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah masuk Perguruan Tinggi Siswa akan dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda dengan SMA atau MA. Perbedaan itulah yang seringkali menyebabkan problem (masalah).
Problematika adalah konflik, masalah yakni ketidaksesuaian antara kenyataan dengan pola pikir atau harapan seseorang. Problematika yang dihadapi Mahasiswa baru  pada umumnya adalah metode belajar, pola pikir, dan adaptasi terhadap lingkungan Kampus atau Perguruan Tinggi. Karena memang terjadi perbedaan yang signifikan ketika berada pada jenjang SMA atau MA dengan menjadi Mahasiswa.
Mahasiswa baru umumnya memiliki ketergantungan dan merasa kesulitan untuk menyesuaikandiri di Perguruan Tinggi, Siswa cenderung bersifat pasif sementara Guru yang berperan aktif, Siswa hanya menerima ilmu dan kemudian mengulangnya dirumah. Berbeda dengan Mahasiswa, mereka dituntut aktif, mandiri, kreatif, kritis dalam berpikir dan berusaha keras jika ingin mendapat indek prestasi yang bagus. Misalnya aktif dalam mencari buku buku atau materi pelajaran di Internet, juga berdiskusi dengan teman. Sedangkan Dosen hanya berfungsi sebagai fasilitator yang membantu Mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati. Jadi dapat disimpulkan bahwa Siswa menerima ilmu dan mendapat nilai sedangkan Mahasiswa mencari ilmu dan mencari nilai.


Metode belajar adalah masalah yang paling mendasar yang dialami oleh Mahasiswa baru. Metode mempunyai arti cara atau langkah sedangkan belajar adalah suatu aktifitas yang didalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Jadi yang dimaksud metode belajar adalah cara cara yang dilakukan untuk mengetahui sesuatu hal. Metode belajar seorang Siswa berbeda dengan Metode belajar Mahasiswa, Karena Mahasiswa dituntut lebih aktif dan mandiri bukan hanya menerima dari Dosen pada waktu kuliah, tetapi banyak membaca buku dari berbagai referensi, berdiskusi, organisasi ataupun materi dari Internet. Untuk itu Mahasiswa harus mempunyai strategi khusus dalam belajar.
            Strategi belajar yang efektif adalah :
1.      Mahasiswa ditutut aktif dalam mencari ilmu pengetahuan, maka Mahasiswa sebaiknya memanfaatkan Perpustakaan karena di Perpustakaan Perguruan Tinggi pasti disediakan banyak sekali buku buku dan beragam, juga memanfaatkan dosen sebagai tempat bertanya dan meminta penjelasan.
2.      Mengembangkan materi yang telah di ajarkan, yakni setelah mengulang pelajaran, coba membuat pertanyaan tentang materi tersebut untuk ditanyaan kepada dosen, dan jika belum mendapat jawaban yang sesuai maka carilah jawaban pada referensi buku buku atau pada internet. Hal tersebut akan membuat Mahasiswa berpikir kedepan dan kritis.
3.      Membaca, karena membaca adalah kunci dari belajar, membaca adalah hal pokok dari sebuah ilmu pegetahuan.
4.      Tugas, mendapat tugas merupakan rutinitas sehari-hari Mahasiswa, Setiap materi pelajaran pasti ada tugas. Mulai dari meresensi, menganalisis sampai pembuatan makalah. Maka jangan menunda nunda tugas, semakin cepat selesai semakin bagus, agar waktu tidak terbuang sia sia.
5.      Membuat jadwal belajar, jadwal belajar sangat penting ditengah sibuknya jadwal kuliah. Hal tersebut menjadikan mahasiswa teratur dan disiplin.
            Pola pikir adalah problem selanjutnya yang dihadapi Mahasiswa baru, Mahasiswa pada umumnya mempunyai wawasan yang luas sehingga bersifat kritis, berpikir secara ilmiah dan selalu mempertanyakan apa yang tidak dimengerti serta mempunyai daya juang untuk menegakkan kebenaran. Mahasiswa juga memiliki kebebasan melakukan apa yang dia kehendaki karena sudah tidak ada lagi peraturan yang mengikat layaknya siswa. Untuk membentuk pola pikir yang demikian Mahasiswa baru, dapat dengan mengikuti Organisasi, Forum diskusi dan kegiatan lain yang dapat mengembangkan pola pikir Mahasiswa baru.
            Hampir dipastikan bahwa setiap Orang akan memasuki lingkungan baru, ketika seseorang dihadapkan pada lingkungan baru maka akan membutuhkan adaptasi, sosialisasi dan proses agar dapat berinteraksi dengan lingkungan baru tersebut. Setiap individu akan berbeda beda dalam carannya beradaptasi, namun mempunyai kesamaan yakni bertujuan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan baru tersebut.
            Cara yang dapat dilakukan untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungan :
1.      Menata persepsi kita tentang Lingkungan baru, maksudnya adalah Mahasiswa harus mengetahui dahulu informasi tentang lingkungan kampus,  karena dapat memberikan sedikit gambaran, kondisi dan menentukan sikap dalam komunitas lingkungan tersebut.
2.      Mulailah beradaptasi, mencoba berinteraksi dengan lingkungan, membuka diri dengan perubahan lingkungan.
3.      Persiapkan mental, mahasiswa baru selalu bermasalah pada mental hal ini terjadi karena ketika SMA atau MA siswa cenderung pasif, sedangkan Mahasiswa dituntut untuk berani mengugkapkan aa yang ada dalam pikirannya dan kritis, dengan pola pikir tersebut para mahasiswa baru merasakan kesulitan. Maka mahasiswa baru harus mempersiapkan mental dan mencoba berpikir layaknya Mahasiswa bukan seprti Siswa lagi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Problem yang dihadapi Mahasiswa baru adalah dalam metode belajar, pola pikir dan adaptasi terhadap lingkungan kampus. Masalah tersebut memang lazim dihadapi oleh Mahasiswa baru. Hal ini dikarenakan perbedaan yang signifikan antara Siswa dengan Mahasiswa. Maka untuk dapat menyesuaikan diri Mahasiswa baru harus dapat berpikir layaknya Mahasiswa yakni kritis, ilmiah dan tidak gegabah dalam memutuskan sesuatu. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan membentuk metode belajar efektif, merubah pola pikir, beradaptasi dengan lingkungan serta aktif dalam Organiasi agar mempunyai pengalaman pengalaman yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran.

Outline


                                                      Outline 
1. Topik: Guru
2. Tema: Meningkatkan kinerja Guru
3. Judul: Profesionalisme Seorang Guru
4. Sistematika
A.    Prolog
a.       Problem: Menjadi Guru profesional.
b.      Idealitas atau Realitas: Sebagai agen perubahan Guru dapat menentukan suksesnya pembangunan bangsa.
c.       Menarik: Guru yang baik adalah Guru yang Profesional yaitu memiliki sikap terbuka dan peka terhadap adanya perubahan.
B.     Isi
a.       Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa berperan penting dalam peningkatan kualitas pendidikan, maka kesejahteraannya perlu diperhatikan.
b.      Apresiasi Pemerintah terhadap kesejahteraan Guru diharapkan mampu meningkatkan Profesionaltas Guru.
c.       Guru yang profesional adalah Guru yang memiliki sikap terbuka dan peka terhadap perubahan karena sebagai agen perubahan dalam pendidikan.
C.     Epilog
a.       Kesimpulan: Kesejahteraan Guru sudah ditingkatkan maka Guru juga harus meningkatkan profesionalitasnya untuk membangun masa depan bangsa dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
b.      Kritik: Guru Meningkatkan kinerjanya.
c.       Saran: Guru melakukan pembaharuan dan metode-metode baru dalam mengajar agar Siswa tidak bosan.

Artikel Opini


Profesionalisme Seorang Guru

Ungkapan “Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini sudah biasa kita dengar sejak dulu. Guru selama ini adalah figur yang dianggap sebagai pencetak orang-orang hebat. Seorang Profesor, musisi hebat dan Presiden dianggap lahir karena jasa Guru. Sebab Guru adalah seseorang yang mendidik orang-orang hebat tersebut menjadi sukses.
Dulu apresiasi Pemerintah terhadap peran Guru sangat rendah. Profil guru lebih dikenal sebagai sosok yang serba sederhana. Pakaian sederhana, rumah sederhana, makan sederhana, semuanya serba sederhana. Hal ini berhubungan dengan masalah gaji, gaji seorang Guru lebih rendah  jika dibandingkan dengan profesi-profesi lain misalnya Dokter.
Tetapi pada zaman sekarang, kesejahteraan Guru sudah mulai diperhatikan. Hal ini ditandai dengan adanya pengakuan profesi Guru. gaji Guru bahkan dinaikkan sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraannya. Jika pada zaman dahulu Guru dengan gaji rendah, Beliau ikhlas mengajar meskipun Gaji yang diterima belum cukup dalam memenuhi kebutuhannya, maka bagaimana dengan profil Guru zaman sekarang yang memiliki gaji tinggi? Apakah beliau masih disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa?”.
Peningkatan kesejahteraan Guru oleh Pemerintah sebenarnya dilakukan dengan harapan agar profesionalitas Guru meningkat. Hal tersebut berdasarkan pendapat bahwa jika Guru sejahtera, maka profesionalitasnya akan meningkat. Kinerjanya akan lebih baik dan pengembangan terhadap pendidikan juga lebih baik untuk mencapai kesempurnaan pendidikan. Jika pengembangan pendidikan tersebut tidak didukung dengan kompetensi Guru yang memadai, maka pendidikan akan tertinggal kurang menciptakan generasi yang berkualitas.
Guru sebagai pahlawan tanpa tanda Jasa masih berlaku jika seorang Guru profesional dalam bidangnya, beliau tidak hanya mengajar didepan kelas, melakukan Evaluasi terhadap Siswa tetapi juga benar-benar mendidik dan bertanggung jawab atas kualitas Siswa. Guru yang Profesional adalah Guru yang memiliki sikap terbuka dan peka terhadap perubahan yaitu menerima aspirasi atau kritikan yang muncul dari Siswa atau yang lain. Dengan sikap ini akan menjadikan Guru untuk terus-menerus memperbaiki kinerja guna menciptakan suasana sekolah yang lebih bermutu, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan berbagai pihak.
Guru sebagai pembaharu dapat berperan serta dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Invention (penemuan), meliputi penemuan hal-hal baru dalam aspek tertentu dalam pendidikan. Tahap ini diawali dengan pengenalan masalah, penelitian, dan perumusahan masalah secara lebih spesifik dan tajam. Misalnya mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran membaca Al Qur'an dengan waktu yang relatif singkat.
  2. Development (pengembangan), meliputi saran alternatif pemecahan masalah, percobaan dan penelitian, percobaan kembali, penilaian dan seterusnya. Misalnya setelah dicoba dan diteliti berkali-kali ternyata metode Iqro yang lebih efektif digunakan untuk melatih membaca Al-Qur'an dengan waktu yang singkat.
  3. Diffusion (penyebaran), mencakup penyebaran ide-ide baru kepada sasaran penerimanya. Misalnya setelah terbukti efektif, metode Iqro disebarkan kepada masyarakat.
Kesejahteraan Guru sudah ditingkatkan maka Guru juga harus meningkatkan profesionalitasnya untuk membangun masa depan bangsa dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.